Toocool's Search Engine

30 Januari 2009

Tentang Budaya

Huehuehuehue...
Sahabatku Hanny Sedang bingung tentang budayanya Sendiri...
Semoga ini tidak hanya menjadi kesadaran sejenak...
Betapa tersentilnya gw ketika nonton pentas Teater Koma yang berjudul Republik Petruk, kamis 22 Januari 2009 yang lewat. 

Di situ sang tokoh utama yang bernama Petruk berkata, "Orang jawa ya harus tau kisah wayang, kelewatan kalo ga tau. kalo ga tau namanya udah kecabut dari akarnya, udah jadi orang asing! BERARTI GW ORANG ASING DONG?? 

Jujur gw kurang paham sama kisah pewayangan. Gw tau ada yang namanya pandawa lima, tapi ga tau siapa-siapa aja kelima pandawa itu. Dan juga ada tokoh Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong, tapi ga tau dari golongan apa mereka. Bahkan gw baru tau kalo Semar adalah ayah dari Petruk, Gareng, dan Bagong pas awal tahun ini, ketika gw beli baju bergambarkan semar di Mirota Batik, Jogjakarta. Keterlaluan ga sih, Gw yang sebagai orang jawa asli, mempunyai pengetahuan yang sangat minim tentang kisah pewayangan?

Gw pun mengaku kalo gw kurang peduli terhadap kisah pewayangan. Dulu, waktu di telivisi masih ada acara wayang, dan bokap gw rajin ngikutin acara itu, gw selalu ga mau nonton. Bosan! Itu yang selalu ada di pikiran gw. Tapi kenapa gw semangat banget nonton Republik Petruk, yang jelas pasti bercerita tentang kisah pewayangan? Hanya karena itu adalah pentasnya Teater Koma, yang gw yakini pasti bagus. Dan terbukti.

Teater Koma yang diwakili oleh Petruk pun dengan baik hatinya mengenalkan setiap lakon dan memberi tahu sinopsis dari adegan-adegan yang akan dimainkan. Dan dengan cerdasnya pula mengemas nuansa wayang menjadi sangat modern dan berwarna. Menjadikannya sangat menarik dan dinamis. Ditambah dengan kostum, nyanyian, tarian, dan juga didukung dengan penggunaan lighting yang membuat semuanya mengesankan. Juga menyentil hal-hal yang sedang menjadi perbincangan dewasa ini (yang ini pasti ada di setiap pentas Teater Koma). Duduk manis dalam gedung teater selama hampir lima jam pun tidak menjadi masalah.

Haha.. Gw nonton wayang di TV yang bener-bener ada dalang, sinden, musik gamelan, dan segala macemnya, lima menit aja udah ga betah. Tapi nonton teater yang bercerita tentang pewayangan namun sudah dikemas secara modern, hampir lima jam anteng-anteng aja. Malah pengen nonton lagi kalo memungkinkan. Ironis.

Budaya Jawa (apalagi tentang pewayangan) emang udah ga mengakar kuat pada diri gw, karena dari kecil gw di Jakarta. Tapi gw sadar sih itu bukan alesan buat gw jadi menyepelekan dan melupakan budaya gw sendiri. Kan mendingan peduli sekarang, daripada ntar kalo udah diambil orang baru ketar-ketir ga ketulungan... Lalu semua orang baru tersadar, dan akhirnya orang-orang yang ikut arus banyak yang melakukan dan menunjukkan kepedulian 'sesaat' sebagai jalan untuk mempertahankannya. ahhh..

Toocool Menjawab...
Itulah Indonesia.....
wkwkwkwkwk....

Masalahnya ada di Bahasa non...
Dulu dari Bahasa Jawa Kuno diterjemahkan ke Bahasa Jawa Moderen...
Tapi setelah ada bahasa Indonesia dan kemajuan teknologi informasi, Generasi muda kita sudah terlanjur berkonsentrasi ke budaya barat...
Sebagian kecil hal ini disebabkan oleh orang yang telah 'menjual' Indonesia ke Bangsa Barat...
Silahkan ditonton lagi film The New Rules Of The World... :)

Akibatnya Tidak banyak Generasi muda kita yang peduli terhadap Budaya nya dan Melestarikan Budayanya dengan salah satunya Men'Translate' ke Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris sekalipun...

Yang aku tahu, Sejauh ini Sebagian Sejarah Jawa yang lisan maupun yang tidak tertulis di Buku sejarah sekarang sedang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia...
Tujuannya apa? Ya biar Generasi muda, anak dan cucu kita nanti tidak males lagi melestarikan budayanya...

Semuanya tergantung Pribadi masing2...
Mari Kita Buktikan Bahwa Indonesia BISA...!!
JASMERAH...

Belajar Budaya ndak perlu susah2...
Apalagi jaman sekarang... Teknologi sudah maju...
Medianya Banyak, Dari Internet, Dari Buku, Dari Video2 dokumenter, Dari Sesepuh2, Dari TooCool... *lho.. gak nyambung* kekekekek...

Makannya untuk melestarikan suatu Budaya, Diharapkan Bangsa nya juga mempunyai kesadaran dalam bidangnya masing2 untuk menyebarluaskan Budaya nya lewat Media2 yang dikuasai oleh talenta masing2...

Sahabat saya pernah bilang...
Orang Jawa (secara garis besar Bangsa Indonesia) adalah Bangsa yang permisif...
Budaya2 luar yang masuk kesini semuanya diterima dan lambat laun berakulturasi dengan budaya kita...
Hal inilah yang menyebabkan Bangsa kita kurang mempunyai kesadaran untuk Melestarikan Budaya Aseli nya sendiri...

Dulu jaman SMA di Sosiologi pernah dibahas kira2 begini,
Budaya adalah suatu hal yang unik di sekumpulan masyarakat yang dilakukan berulang-ulang dan menjadi kebiasaan...
CMIIW..
Nah... Karena sifat permisif inilah lambat laun kebudayaan Aseli bangsa kita menjadi tergerus dan hilang...

Makannya Pak Karno pernah bilang...
Bangsa Yang Besar adalah Bangsa Yang Menghargai Jasa Para Pahlawannya, dan Tidak Melupakan Sejarah dan Budayanya...

Jadilah Asing di Negeri Orang tapi Jangan Sampai Menjadi Asing di Negeri Sendiri...

Sorry kalo kepanjangan yah...
semoga ini bisa memberi pencerahan untuk generasi muda Bangsa Indonesia...
:)
:)
:)